Bakat Timnas Indonesia Simon Tahamata Suka Formasi 4-3-3 Kabar menarik datang dari jajaran kepelatihan Timnas Indonesia. Simon Tahamata, eks pemain Timnas Belanda berdarah Maluku yang kini menjabat sebagai Kepala Pencari Bakat PSSI, mengungkapkan preferensinya terhadap formasi 4-3-3. Sebagai legenda Ajax dan Standard Liège, ia membawa filosofi total football dan pengembangan bakat berstandar Eropa ke tanah air.
Profil Singkat Simon Tahamata
Karier dan Prestasi
Simon Tahamata lahir pada 26 Mei 1956 di Belanda. Meski bertubuh mungil (165 cm), ia dikenal lincah sebagai pemain sayap. Karier profesionalnya mencakup Ajax Amsterdam, Standard Liège, dan Feyenoord. Ia mencatatkan 22 caps bersama Timnas Belanda dan memiliki reputasi sebagai pelatih teknik serta pembina pemain muda di Belgia dan Belanda.
Peran Baru di Timnas
Pada Mei 2025, PSSI resmi menunjuk Tahamata sebagai Kepala Pencari Bakat Timnas Indonesia. Peran ini strategis untuk membentuk pondasi regenerasi pemain nasional yang solid dan berbasis sistem.
Visi Sepak Bola: Simon dan Formasi 4-3-3
Filosofi Sepak Bola Menyerang
Dalam wawancaranya bersama media, Tahamata mengaku sangat menyukai formasi 4-3-3. Formasi ini menjadi DNA sepak bola Belanda dan Ajax, klub masa lalunya. Menurutnya, sistem ini mendukung permainan menyerang, fleksibel, dan efisien.
Keseimbangan Taktis
Formasi 4-3-3 memungkinkan dominasi lini tengah dengan tiga gelandang aktif, serta eksploitasi sayap lewat dua winger cepat. Kombinasi pressing tinggi dan perpindahan bola cepat menjadi kunci sistem ini.
Kriteria Pemain yang Dicari
Tidak Harus Tinggi, Tapi Harus Cerdas
Simon menegaskan, tinggi badan bukan segalanya. Yang utama adalah kemampuan teknik, kecerdasan bermain, dan visi taktis. “Saya juga tidak tinggi, tapi saya bisa main di level tertinggi,” ujarnya.
Fokus pada 5 Aspek Utama:
- Teknik dasar mumpuni: kontrol bola, dribel, passing.
- Fleksibilitas posisi: bisa bermain di beberapa area lapangan.
- Penggunaan dua kaki: nilai plus besar.
- Mentalitas pemenang: konsistensi, determinasi.
- Kecerdasan taktik: bisa membaca permainan dan beradaptasi.
Kolaborasi dengan Tim Pelatih
Satu Visi, Satu Sistem
Tahamata bekerja sama erat dengan Patrick Kluivert (pelatih Timnas senior), Gerald Vanenburg (U-23), dan Nova Arianto (U-17). Mereka ingin menyatukan filosofi permainan Timnas dari usia muda hingga senior.
Integrasi Program Pembinaan
Program scouting yang ia bangun menyasar talenta muda diaspora maupun lokal. Ia berencana menggelar pemantauan langsung ke akademi dan klub-klub daerah serta mengintegrasikan scouting digital.
Simon Komitmen Tinggal di Indonesia
Fokus Penuh untuk Sepak Bola Nasional
Simon mengaku siap menetap di Indonesia untuk mengawasi langsung perkembangan bakat. Ia berharap bisa membangun ekosistem pengembangan pemain yang terstruktur, profesional, dan berkelanjutan.
Target Jangka Panjang Simon
Visi utamanya adalah menciptakan fondasi kuat dalam 3–5 tahun ke depan agar Indonesia punya stok pemain berkualitas yang mampu bersaing di level Asia dan dunia.
Harapan Baru di Tangan Simon Tahamata
Penunjukan Simon Tahamata menjadi angin segar bagi sepak bola Indonesia. Dengan bekal pengalaman di Eropa dan filosofi permainan berbasis 4-3-3 yang modern, ia diharapkan mampu mendeteksi dan membina pemain potensial yang sesuai dengan standar sepak bola internasional.